Kaltim Kurang 2 Ribu Dokter

Hetifah : FK Uniba, Oase Dunia Kesehatan di Kaltim

Salah seorang tokoh yang dinilai paling berjasa dalam membantu terbitnya izin Fakultas Kedokteran Universitas Balikpapan  (FK Uniba), adalah Dr. Hetifah Sjaifudian. Ketua Komisi X DPR RI  yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kaltim ini, sangat gigih mengawal proses pendirian FK Uniba.

TERBITNYA izin FK Uniba dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek) Republik Indonesia, tanggal 20 Juni 2025, tidak hanya membuat bangga seluruh jajaran sivitas Universitas Balikpapan, tapi juga bagi Dr. Hetifah Sjaifudian.

Ketua Komisi X DPR RI yangi diwawancarai Mimbar Uniba News melalui saluran whatsapp (WA) mengungkapkan, dirinya gembira dan bersukur, perjuangan membuka FK Uniba, akhirnya terwujud. “Saya berterima kasih atas apresiasi Pak Rendi Susiswo Ismail dan jajaran Uniba lainnya. Karena disebut berperan penting dalam proses mengawal izin FK Uniba,” ujarnya.

Sebagai wakil rakyat Kaltim dan Ketua Komisi X DPR RI, kata Hetifah, sudah menjadi tanggung jawabnya memperjuangkan Pendidikan, termasuk mengawal proses izin FK Uniba. “Harapan saya, FK Uniba akan menjadi oase bagi dunia kesehatan di Kaltim. Uniba kedepan akan terus berkembang sebagai kampus unggulan yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” ucapnya.

Dia mengaku bersukur dan mengapresiasi kerja sama yang baik antara Kemendiktisaintek dan seluruh jajaran Uniba, sehingga izin FK Uniba akhirnya terbit. Íni capaian yang luar biasa bagi Kaltim. Karena keberadaan FK baru sangat penting, mengingat banyak rumah sakit sedang dan akan dibangun di IKN.

Selain itu, Kaltim saat ini masih kekurangan dokter. “Jadi kedepan kita berharap, kebutuhan tenaga dokter dapat terpenuhi, terutama dari putra-putri daerah,” kata Hetifah.

KURANG 2 RIBU DOKTER

Ditanya tentang rasio kebutuhan dokter dengan jumlah penduduk Kaltim, Hetifah menilai, WHO menetapkan rasio idel dokter 1:1.000. Dengan jumlah penduduk sekira 4 juta jiwa, maka Kaltim seharusnya memiliki 4.000 dokter.

Saat ini, baru ada sekitar 2.000 dokter. Sebagian besar terkosentrasi di Balikpapan, Samarinda dan Bontang. “Jadi, kita kekurangan 2.000 dokter. Ini, belum termasuk tantangan distribusi dokter hingga ke pelosok,” beber dia.

Karenanya lanjut Hetifah, kehadiran FK Uniba diharapkan bisa membantu menutup kesenjangan ini secara bertahap. “Saya optimis, dengan hadirnya FK Uniba akan mampu mengisi kekurangan tenaga dokter yang masih sangat besar di Kaltim,” ucapnya.

Ia juga menyinggung tentang jumlah Fakultas Kedokteran yang baru ada tiga di Kaltim. Yakni, FK Universitas Mulawarman (Unmul), FK Uniba dan FK Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT).

Jumlah FK itu dinilainya memang belum ideal. Artinya, masih diperlukan fakultas kedokteran lain di Kaltim. Namun, membuka FK juga tidak mudah. Ekosistemnya harus siap, mulai dari dosen, tenaga pendidik, sarana belajar hingga fasilitas praktik.  “Saya siap mendorong dan mendukung perguruan tinggi di Kaltim, yang ingin membuka FK. Asalkan dipersiapkan dengan matang. Seperti yang telah dilakukan Uniba,” tuturnya.

Hetifah juga mengakui, biaya studi kedokteran memang sangat tinggi. Sehingga sering hanya bisa diakse kalangan mampu saja. Padahal, banyak anak berbakat dari keluarga sederhana yang seharusnya bisa kuliah kedokteran.

Karena itu, dia mengapresiasi program Gratispol dari Gubernur Kaltim, Dr. H. Rudy Mas’ud, SE, ME,  yang juga menyasar mahasiswa fakultas kedokteran. “Kedepan, kami di Komisi X terus mendorong adanya skema beasiswa khusus, agar pendidikan kedokteran semakin merata dan dapat dinikmati masyarakat luas di Kaltim” paparnya.

Ditanya penilaiannya terkait kampus dan fasilitas FK Uniba? Hetifah menyebut, sebagai fakultas baru, tentu masih ada hal-hal yang perlu disempurnakan. Namun, dengan adanya izin yang sudah terbit, berarti Uniba sudah memenuhi standar Kemendiktisaintek. “Saya akan terus mengawal peningkatan kualitas. Baik dari sisi kapasitas dosen, maupun kelengkapan fasilitas FK Uniba,” kata Hetifah.

Sementara Ketua Badan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur (YAPENTI – DKW) Uniba, Dr. H. Rendi Susiswo Ismail, SE, SH, MH menyampaikan aspresiasi tinggi dan berterima kasih atas bantuan yang sudah diberikan Dr. Hetifah dalam perjuangannya mendapatkan izin FK Uniba. “Keberhasilan kami mendapatkan izin FK Uniba dari Kemendiktisaintek, tidak lepas dari peran besar Dr. Hetifah. Mulai proses perjalanan FK Uniba, hingga lobi-lobi ke DPR RI, khususnya Komisi X DPR RI, serta sejumlah Kementerian terkait,” kata Rendi.

Dukungan tokoh seperti Dr. Hetifah, tegas Rendi, semakin membuat seluruh jajaran sivitas Uniba termotivasi. Utamanya, dalam menghasilkan lulusan terbaik di semua fakultas, khususnya Fakultas Kedokteran Uniba. “Kedepannya, kami berharap, FK Uniba dapat berkontribusi nyata dalam pengabdian untuk masyarakat Kaltim, melalui dokter dan sarjana kedokteran terbak yang dihasilkan,” ujarnya.(*/rud)

Admin

Related posts

Next Post