BADAN Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan Timur (YAPENTI – DWK) Universitas Balikpapan, langsung bergerak cepat, usai terbitnya izin Fakultas Kedokteran (FK) dari Kementerian Pendidikan, Sains dan Teknologi Republik Indonesia, tanggal 30 Juni 2025.
Tak hanya menyiapkan tim khusus untuk proses seleksi calon mahasiswa baru FK Uniba, tapi juga mengagendakan pembangunan rumah sakit pendidikan dan pengembangan kampus kedokteran di Lawe-lawe Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Lahan seluas 4 hektare sudah siap untuk proyek pengembangan kampus kedokteran Uniba ini di Lawe-lawe. “Saya sudah menunjuk tim khusus dari Teknik Sipil dan Arsitek di Uniba untuk menyiapkan gambar, pra desain hingga detail engeneering design (DED) untuk proyek rumah sakit pendidikan ini,” kata Ketua Badan Pembina YAPENTI – DWK Uniba, Dr. H. Rendi Susiswo Ismail, SE, SH, MH.
Menurut Rendi, pilihan lokasi sengaja di Lawe-lawe PPU, selain sudah ada kampus B Uniba di sana, lahannya juga masih cukup luas untuk dikembangkan. Karena, lahan yang ada di kampus utama di Jalan Pupuk Balikpapan saat ini, sudah terbatas. Kalau toh dapat dikembangkan, tentu biaya pergantian lahannya cukup tinggi. Sementara lahan di Lawe-lawe, sangat terbuka untuk bertambah, tergantung kebutuhan Uniba.
Tak hanya itu, pembangunan rumah sakit pendidikan dan pengembangan kampus kedokteran Uniba di PPU, juga terkait erat dengan penetapkan ibu kota Nusantara (IKN) di PPU. “Harapannya, kehadiran rumah sakit pendidikan dan kampus kedokteran Uniba, sebagai jawaban atas kesiapan kami, terkait keperluan yang bersentuhan dengan IKN dan masyarakat di PPU,” ujarnya.
Jika sesuai agenda, kata Rendi, maka dalam kurun waktu 2 tahun ke depan, akan diadakan acara peletakan batu pertama (ground breaking) untuk pembangunan rumah sakit pendidikan ini.
“Kami masih menyiapkan berbagai hal terkait agenda besar ini. Termasuk, rencana membuka peluang kemitraan dengan pihak swasta, baik dari dalam maupun luar negeri,– guna terlibat dalam pembangunan rumah sakit pendidikan dan kampus kedokteran ini,” ucapnya.
Keterlibatan swasta, misalnya dalam kemitraan pembangunan infrastruktur gedung dan fasilitas pendukung, melalui dukungan dana corporate social responsibility (CSR) perusahaan. Saat ini, cukup banyak perusahaan tambang batu bara dan migas, serta perusahaan pendukungnya, yang beroperasi di wilayah Kaltim.
“Peluang kemitraan ini akan coba kami tawarkan ke pihak swasta, sebagai bagian dukungan CSR perusahaan untuk dunia pendidikan,” tegas Rendi.
Pola kemitraan dengan swasta ini, juga dibuka saat rumah sakit pendidikan dan kampus kedokteran nantinya terwujud dan beroperasi. Ini dimungkinkan, karena peluang kerjasama semacam ini juga dibuka luas aksesnya oleh pemerintah melalui Presiden Prabowo Subianto.
“Jadi, bisa saja operasional rumah sakit nantinya akan dikelola oleh pihak swasta lewat kerjasama kemitraan yang dibangun, tanpa meninggalkan fungsi utamanya sebagai rumah sakit pendidikan dan kedokteran Uniba,” tutur dia.
TAMBAH PRODI BARU
Bersamaan dengan agenda Pembangunan rumah sakit pendidikan dan kedokteran ini, pihaknya disebut Rendi juga akan mengembangkan nama fakultas dan program studi (prodi) yang ada di FK Uniba.
Sebab, sesuai agenda awal, namanya adalah Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Uniba. Jika pengembangan nama ini juga disetujui pemerintah, maka FK Uniba dapat menambah prodi baru. Seperti, prodi keperawatan, prodi anestesi, prodi gizi. Begitu juga di fakultas lain, seperti fakultas elektro, yang bisa membuka prodi Teknik elektro medik.
Tantangan terbesarnya, kata Rendi, adalah sumber daya manusia (SDM). Problem terbesar yang dihadapi perguruan tinggi di Indonesia termasuk di Kaltim adalah ketersediaan SDM yang berkualitas, yang sesuai dengan kebutuhan untuk pembukaan prodi baru itu. “Tapi kami yakin dan percaya dengan kekuatan yang ada, problem tadi bisa diatasi. Proses dan perjuangan hampir 10 tahun untuk membuka fakultas kedokteran Uniba adalah buktinya. Meski penuh perjuangan, akhirnya bisa diwujudkan,” tukas dia.
Dalam kurun waktu 5 -8 tahun depan, lanjut Rendi, FK Uniba akan menghasilkan lulusan unggul, baik profesi dokter maupun sarjana kedokteran. “Tidak tertutup peluang, kami juga akan membuka studi lanjutan Magister Kesehatan dan Spesialis di FK Uniba,” ucapnya optimis.(rud)